JAKATA, Matanews.net – Wakil Presiden Ma’ruf Amin meresmikan universitas yang menerapkan pembelajaran penuh secara daring pertama di Indonesia, yakni Universitas Siber Asia, Selasa (22/9/2020).
Ma’ruf mengatakan, didirikannya universitas tersebut merupakan salah satu cara untuk memberikan akses pendidikan tinggi seluas-luasnya dan terjangkau bagi masyarakat. “Universitas Siber Asia didirikan untuk memberikan akses pendidikan tinggi yang seluas-luasnya dan terjangkau kepada masyarakat,” ujar Ma’ruf dalam sambutannya.
Ma’ruf berharap, didirikannya universitas tersebut dapat memberikan dampak positif bagi pengembangan pendidikan di Indonesia. Terlebih Indonesia merupakan negara kepulauan dengan kondisi sosial ekonomi yang beragam. “Pendidikan melalui sistem pembelajaran daring atau e-learning dapat menjadi sebuah pilihan bagi masyarakat untuk mengakses pendidikan tinggi,” kata Ma’ruf.
Universitas Siber Asia didirikan oleh Yayasan Memajukan Ilmu dan Kebudayaan (YMIK). Universitas tersebut telah disiapkan dan diluncurkan tahun 2019 oleh Menteri Ristek dan Dikti M. Nasir, kemudian mendapatkan izin untuk beroperasi dari Menteri Pendidikan dan Kebudayaan pada 2020. Universitas Siber Asia memiliki rektor yang berasal dari Korea Selatan, yaitu Jang Youn Cho yang sekaligus menjadi rektor asing pertama di Indonesia.
“Dengan pengalaman yang dimilikinya, saya berharap Universitas Siber Asia, dapat berkolaborasi dengan perguruan tinggi lainnya di Indonesia sehingga mampu meningkatkan mutu dan pemerataan kualitas pendidikan serta mendorong daya saing di tingkat internasional,” kata Ma’ruf.
Selain itu, Ma’ruf berpesan, agar Universitas Siber Asia memiliki standar pembelajaran yang sama dengan pembelajaran konvensional. Sehingga kualitas pembelajaran dan lulusan program studi ini tetap dapat dipertahankan, bahkan ditingkatkan.
Baru 20 Kampus terapkan e-learning
Menurut Wapres, saat ini baru ada 20 dari 4.741 perguruan tinggi di Indonesia yang menerapkan pembelajaran daring. Universitas Siber Indonesia sendiri merupakan universitas pertama yang menerapkan sistem pembelajaran daring secara penuh di Tanah Air.
“Meskipun sistem e-learning dapat menjadi alternatif sistem pembelajaran, tetapi saat ini baru sekitar 20 dari 4.741 perguruan tinggi di Indonesia yang menerapkan pembelajaran daring atau e-learning,” ujar Ma’ruf.
Ma’ruf mengatakan, sistem pembelajaran daring atau e-learning, memungkinkan masyarakat untuk belajar kapan saja (anytime) dan di mana saja (anywhere). Tak hanya itu, biayanya pun lebih terjangkau dengan waktu pembelajaran yang lebih fleksibel. Apalagi, didirikannya universitas tersebut juga merupakan salah satu cara untuk memberikan akses pendidikan tinggi seluas-luasnya kepada masyarakat.
“Karena itu, saya berharap dengan makin banyaknya lembaga pendidikan yang membuka sistem pembelajaran daring, semakin banyak kesempatan masyarakat untuk melanjutkan pendidikan tinggi,” kata dia.
Kendati demikian, Ma’ruf mengakui bahwa pembelajaran secara daring memiliki tantangan tersendiri. Dengan demikian, diperlukan kreativitas tinggi, baik bagi pengajar maupun mahasiswanya dalam melaksanakan pembelajaran daring tersebut. (M-4)