MAUMERE, Matanews.net – Ratusan orang muda (Youth) lintas agama dampingan Yayasan Plan Internasional Indonesia selanjutnya disebut Plan Indonesia dan dua mitra kerjanya Bengkel Advokasi Pemberdayaan dan Pengembangan Kampung (Bengkel APPeK), dan Kopernik di Kabupaten Sikka menyatakan kesiapan untuk menularkan program Mata Kail (Mari Kita Kreatif Agar Ikan Lestari) dalam hal pengolahan hasil ikan, dan berwirausaha kepada kaum muda Sikka lainnya sebagaimana yang ilmunya telah mereka terima melalui pelatihan selama ini.
Kesiapan orang muda di Kabupaten Sikka ini disampaikan salah satu perwakilan warga dampingan Plan Indonesia Yohanes Buka (19 tahun) atau yang biasa disapa Dilan warga Desa Kolisia B, Kecamatan Magepanda kepada awak media dan Field Staf Bengkel APPeK, A. Ajem dan Communication Officcer for PIA Plan Indonesia, Agus Haru di Kolisia B, Selasa (1/12).
Dilan mengakui sejak mengikuti program Mata Kail Desember 2019 lalu, ia dan sejumlah anak muda telah mengikuti pelatihan soff skill dan manajemen wirausaha yang difasilitasi Bengkel APPeK bekerja sama Plan Indonesia dengan materi seputar literasi keuangan, akses modal; dan manajemen wirausaha seperti perencanaan, pemasaran, dan pentingnya membangun jejaringan.

“Materi-materi yang kami dapat ini sangat berguna untuk memulai dan memajukan usaha pengolahan hasil ikan dan pengembangan wirausaha. Saya langsung terapkan apa yang saya terima ini dengan buka usaha memasarkan ikan,” kata Dilan.
Dilan mengaku berkat ilmu yang didapatnya, ia berani menjual ikan kepada konsumen dan hasilnya memuaskan yang ditandai bisa meraup keuntungan mencapai ratusan ribu rupiah dalam setiap hari.
“Berkat penerapan ilmu yang saya dapat selama pelatihan soff skill dan manajemen wirausaha yang difasilitasi Bengkel APPeK, maka saya berani mengembangkan usaha ikan. Hasil mengembirakan. Salah satu indikatornya saya berhasil mengumpulkan uang senilai Rp4,5 juta,” kata Dilan bangga.
Dilan mengaku jumlah uang yang didapatnya itu cukup menghidup dirinya bersama nenek tercinta Maria pasca-kematian ayahnya, dan ditinggal pergi oleh ibunya yang memilih merantau ke Papua sejak ia kelas III SMP beberapa tahun silam.
“Dengan usaha menjual ikan saya bisa menampung uang Rp4,5 juta. Uang kemudian saya gunakan untuk kebutuhan selama kakek saya meninggal baru-baru ini,” kata Dilan.
Siap Bagi Ilmu untuk Anak Muda Lainnya

Dilan pada kesempatan ini berjanji akan membagikan ilmu yang ia sudah dapat kepada anak-anak muda di Desa Kolisia B yang belum mendapatkan ilmu seperti yang dapat dari Plan Indonesia dan Bengkel APPeK. “Saya siap tularkan ilmu yang saya dapat ke generasi muda lainnya. Tujuannya agar semakin banyak kaum muda yang mengembangkan usaha pengolahan ikan dan bisa berwirausaha untuk meningkatkan ekonomi,” kata Dilan.
Kesiapan serupa disampaikan Wakil Ketua Kelompok Swish Team Desa Watumilok, Kecamatan Kangae, Yudita Maria Dafrosa Nulle kepada media ini, Senin (30/11).
“Saya dan empat anggoa Swish Team siap menularkan ilmu yang kami dapat dari Program Mata Kail ini untuk memajukan usaha pengolahan ikan dan berwirausaha kepada anak muda lainnya,” kata Yudita Maria Dafrosa Nulle.
Dua orang muda asal Desa Nangahale, Kecamatan Talibura Fitriyani dan Lili Angriani juga menyatakan siap membagi ilmu yang mereka dapat selama pelatihan soft skill dan majemen wirausaha kepada generasi muda Sikka lainnya. “Kami siap menularkan program Mata Kail khususnya pengolahan hasil ikan dan wirausaha kepada generasi muda lainnya,” kata Lili yang diamini Fitriyani.
211 Orang Muda Sukses Kembangkan Usaha Ikan

Program Officer Mata Kail, Primus Ngeta yang dihubungi terpisah menjelaskan bahwa jumlah orang muda yang mengikuti pelatihan soft skill berasal dari tiga Kabupaten dampingan Yayasan Plan International Indonesia selanjutnya Plan Indonesia sebanyak 1.876 orang, di antaranya ada 630 orang berasal dari Kabupaten Sikka.
“Sementara orang muda yang mengikuti Pelatihan Manajemen Wirausaha sebanyak 853 orang, dan 420 orang di antaranya berasal dari Sikka,” katanya.
Primus Ngeta mengakui bahwa jumlah orang muda yang sukses mengembangkan usaha perikanan berasal dari tiga kabupaten dampingan Plan melalui Program Mata Kail sebanyak 211 orang dengan rincian ada 103 orang berasal dari Sikka, 62 orang berasal dari Nagekeo; dan 46 orang dari Lembata.”Yang ada rencana untuk mengembangkan usaha ikan ada 203 orang di antaranya 106 orang dari Sikka, usaha non perikanan ada 227 orang muda,” kata Primus Ngeta.*(M-7)
Sukses Kawan2,