WASHINGTON, Matanews.net – Uni Eropa (UE) menanggapi serius kerusuhan massa pendukung Presiden Donald Trump di Capitol Hill, Rabu pekan lalu. Bukti keseriusan UE yaitu ditolaknya rencana kunjungan Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS), Mike Pompeo ke Eropa.
Menteri Luar Negeri Luksemburg Jean Asselborn dan beberapa pejabat tinggi Uni Eropa (UE) lantang menolak kehadiran orang dekat Donald Trump itu di Eropa. Pembatalan kujungan Pompeo diungkapkan seorang diplomat Eropa.
Disampaikan bahwa awalnya Pompeo berencana untuk mengunjungi Luksemburg, namun rencana itu tidak mendapat respons. “Pompeo awalnya berencana untuk pergi ke Luksemburg, tetapi perjalanan itu dibatalkan,” kata seorang sumber diplomatik, dikutip dari Reuters, Rabu (13/1/2021).
Sebagaimana diketahui, Rabu pekan lalu massa pendukung Donald Trum melakukan aksi di Gedung Capitol Hill untuk menekan anggota kongres agar membatalkan hasil Pilpres 3 November 2020 yang dimenangkan Joe Biden. Aksi yang berujung kerusuhan itu menimbulkan korban 5 orang meninggal dunia.
Para pemimpin dari berbagai negara mengutuk keras aksi tersebut karena dinilai bertentangan dengan semangat demokrasi di negeri Paman Sam itu. Salah satu tokoh yang angkat bicara adalah Menteri Luar Negeri Luksemburg, Asselborn. Dalam wawancara Radio RTL, Asselborn menyebut Trump sebagai “kriminal” dan “pyromaniac politik”.
Buntutnya, UE menolak kehadiran pembatu Trump itu di Eropa. Kementerian Luar Negeri Luksemburg mengkonfirmasi dibatalkannya pertemuan dengan Mike Pompeo, tetapi menolak untuk memberikan penjelasan lebih lanjut. Sedangkan Uni Eropa menolak berkomentar. Sumber diplomatik lain mengatakan bahwa UE merasa “dipermalukan” oleh Pompeo setelah aksi kekerasan di Washington pada Rabu tersebut.
Sementara itu, Departemen Luar Negeri AS, dalam sebuah pernyataan, mengaitkan pembatalan tersebut dengan pekerjaan transisi sebelum Biden menjabat pada 20 Januari. Departemen Luar Negeri AS sendiri belum berkomentar lebih lanjut terkait penolakan pejabat Eropa atas pertemuan dengan Pompeo. (M-1)
Comments 1