SANO NGGOANG, Matanews.net-Para pengguna jalan Werang-Paku terpaksa antre berjam-jam lamanya gegara dihadang banjir yang meluap dari kali Wae Jereng, Minggu (21/2) petang.
Selain karena hujan lebat, penyebab antrean yang terjadi di Kali Wae Jereng, itu juga karena memang belum memiliki jembatan.
Bukan baru sekali ini saja. Potret buram itu terjadi lantaran infrastruktur transportasi publik di ruas jalan Kabupaten itu, berulang-ulang kali terjadi. Penyebabnya, sekali lagi, karena jembatan di kali Wae Jereng itu belum dibangun hingga hari ini. Padahal usia Kabupaten Manggarai Barat, kini 17 tahun.
Setiap musim hujan, kisah lusuh warga nyaris hanyut dan kendaraan angkutan pedesaan macet dihadang banjir merupakan persoalan klasik yang memprihatinkan dari tahun ke tahun. Memprihatinkan agar tidak ditulis menyengsarakan warga masyarakat. Padahal, kalau menghitung kepala manusia, ruas jalan Werang-Paku melintasi 4 wilayah desa dan ribuan jiwa penduduknya.
Ruas jalan tersebut sangat vital bagi kelancaran mobilitas orang dan barang (akselerasi ekonomi) warga masyarakat mulai dari Desa Watu Panggal, Desa Sano Nggoang, Desa Golo Manting dan Desa Golo Sengang. Anak Kampungnya mulai dari Tenda, Daleng, Parek, Bokakrangga, Cowang Anak, Ru’a, Nanong, Paku, Lando, Leheng, Cereng, Ceremba.
Kisah tentang kusamnya wajah infrastruktur jalan dan jembatan di ruas jalan itu, juga terjadi di Desa Sano Nggoang, tepatnya di Kali Wae Parek yang membelah Kampung Parek. Lokasinya tidak jauh dari Kali Wae Jereng, Desa Watu Panggal. Penyebabya sama, tidak ada jembatan.
Kejadian sebelumnya di titik tersebut juga sama. Sejumlah moda angkutan pedesaan yang mengangkut barang (sayur dan hasil pertanian lainnya) dan penumpang dari desa Golo Sengang, Golo Manting dan desa Sano Nggoang yang hendak ke Pasar Inpres Werang, ibu kota kecamatan Sano Nggoang terdampar di Kampung Parek gegara dihadang banjir. Hal yang sama terjadi di Kampung Daleng dan Tenda, Desa Watu Panggal karena banjir yang meluap dari Kali Wae Jereng. Arus lalulintas penumpang dan barang di ruas jalan Werang-Paku hari itu lumpuh total.
Mulut manis DPRD Mabar
Tokoh masyarakat Desa Watu Panggal, Emanuel Selamat menuturkan rasa kekecewaan terhadap kepekaan sosial para anggota DPRD Mabar dari Dalil 1. Masyarakat di wilayah itu, kata Eman Selamat, kerap kali dibohongi oleh mulut manis sejumlah anggota DPRD Mabar terkait penyebaran informasi pembangunan jembatan Wae Jereng.
“Banyak yang merasa dibohongi DPRD Mabar yang telah memberikan informasi pasti ketika konsolidasi menuju Pileg 2019 tahun lalu. Bahwa pada paruh 2 tahun 2019 deuker Wae Jereng akan selesai dibangun. Hanya dibangun duiker karena kalinya tak layak dibangun jembatan. Walaupun menurut mata awam, Wae Jereng mestinya dibangun jembatan. Akan tetapi ketika dijanjikan duiker masyarakat senang juga sebagai pertolongan minimal yang didapat masyarakat. Tetapi hingga saat ini Kali Wae Jereng dan Wae Parek tak memiliki duiker, apalagi jembatan,” ketusnya.
Eman Selamat sangat prihatin dengan kondisi tersebut. “Kasihan Mabar sudah berusia 17 tahun tetapi tak satupun yang punya hati menolong masyarakat di wilayah ini. Malah sebaliknya yang terjadi, membiarkan Wae Jereng dan Wae Parek tetap tanpa jembatan. Sampai kapan Wae Jereng jadi penghambat mobilitas ekonomi dan mobilitas sosial masyarakat di wilayah ini,” pungkas dia. (Robert Perkasa)
Makanya…… Saat pileg jangan memilih caleg yang bagi uang