• Home
  • Mata News
    • Daerah
    • Nasional
    • Internasional
  • Opini
  • Lifestyle
    • Entertainment
    • Kesehatan
    • Kuliner
    • Pariwisata
    • Seni Budaya
    • Religi
  • Sport
  • Mata Sosok
  • Mata Kampus
  • Pojok Matanews
  • Galeri
  • Redaksi
Rabu, Januari 25, 2023
  • Login
No Result
View All Result
www.matanews.net
NEWSLETTER
  • Home
  • Mata News
    • Daerah
    • Nasional
    • Internasional
  • Opini
  • Lifestyle
    • Entertainment
    • Kesehatan
    • Kuliner
    • Pariwisata
    • Seni Budaya
    • Religi
  • Sport
  • Mata Sosok
  • Mata Kampus
  • Pojok Matanews
  • Galeri
  • Redaksi
  • Home
  • Mata News
    • Daerah
    • Nasional
    • Internasional
  • Opini
  • Lifestyle
    • Entertainment
    • Kesehatan
    • Kuliner
    • Pariwisata
    • Seni Budaya
    • Religi
  • Sport
  • Mata Sosok
  • Mata Kampus
  • Pojok Matanews
  • Galeri
  • Redaksi
No Result
View All Result
www.matanews.net
No Result
View All Result
Home Opini

RP Herri OMV, Dari Penjual Ampas Kelapa di Pasar Maumere Menjadi Pelayan Altar dan Sabda di Seantero Jagat

Oleh Walburgus Abulat (Wartawan Matanews.net)

by Redaksi Matanews.net
November 4, 2021
in Opini
0
RP Herri OMV, Dari Penjual Ampas Kelapa di Pasar Maumere Menjadi Pelayan Altar dan Sabda di Seantero Jagat

Walburgus Abulat (Wartawan Matanews.net)

175
SHARES
672
VIEWS
Share on FacebookShare on Twitter

DIKENAL boleh, dilupa jangan. Demikian adagium tua yang mengandung satu pesan utama bagi siapa saja agar kita jangan sekali-kali merupakan sejarah masa lalu, apa kisah dan ceritanya.

Adagium ini sangat tepat mengenang ziarah panggilan khusus salah satu keluarga umat di  Komunitas Basis Gerejani (KBG) Santa Perawan Termulia, Lingkungan XVIII, Paroki Thomas Morus, Keuskupan Maumere, Kabupaten Sikka, Provinsi NTT  pada Senin 1 November 2021. Keluarga itu adalah pasangan Yoseph Nggawa (alm) dan Mama Maria Ma.

Betapa tidak. Keluarga kecil yang hidup pas-pasan ini mengukir sejarah bagi Gereja mondial yang memetakan salah seorang putra mereka si bungsu Yohanis Herri Purnomo tercatat menjadi Imam Pertama Kongregasi Oblates of the Virgin Mary (OMV) dari Indonesia yang ditahbiskan menjadi imam oleh Uskup Maumere Mgr. Edwaldus Martinus Sedu di Gereja Santo Thomas Morus Maumere, Minggu 31 Oktober 2021.

RP Herri OMV, Dari Penjual Ampas Kelapa di Pasar Maumere Menjadi Pelayan Altar dan Sabda di Seantero Jagat
Yubilaris RP Yohanis Herri Purnomo, OMV (kasula kuning) didampingi  Pastor Pasthorus RD Laurens Noi dan Pastor Rekan RD Quirinus Galmin dan para imam konselebrantes usai misa perdana imam baru di Maumere, Senin (1/11/2021). Foto Walburgus Abulat

Momen langka dan sangat berahmat ini disyukuri oleh keluarga besar imam baru dan umat Paroki Santo Thomas Maumere. Dalam nada syukur inilah keluarga menggelar Imam Perdana Imam Baru dan syukuran keluarga yang berlangsung di kediaman orang tua imam baru, di KBG Maria Perawan Termulia, Lingkungan XVIII, Kelurahan Kota Baru, Kecamatan Alok Timur, Kabupaten Sikka, pada Senin 1 November 2021.

Dalam nada syukur, panitia misa perdana imam baru mendandan rapi Lorong BK3D Lama menuju lokasi tenda syukuran imam baru.. Tepat pukul 15.00 Wita,ada arakan mobil yang dihiasi seadanya masuk bergegas ke arah lorong ini. Rombongan mobil ini ternyata membawa Imam Baru RP Yohanis Herri Purnomo, OMV__Imam Pertama Indonesia untuk Kongregasi Oblates of the Virgin Mary.

Tepat di pertigaan lorong masuk  itu, Imam Baru yang didampingi Pastor Paroki Santo Thomas Morus RD Laurens Noi dan Pastor Rekan Quirinus Galmin ini dijemput oleh tetua ada yang berbusana Lio. Ada juga kelompok penari dengan busana adat Lio (Wolotopo-Ndona). Ya, kelompok penari ini mengenakan busana adat Lio, karena kedua orang tua dari imam baru ini yakni Yoseph Nggawa berasal dari Wolotopo, dan Mama Maria Ma berasal dari Ngalupolo, Kabupaten Ende.

Rombongan imam baru kemudian berjalan kaki menuju pertigaan gang sempit menuju satu tenda raksasa yang sudah didandan rapi oleh umat KBG dan panitia__tempat di mana dilangsungkan Misa Perdana Imam Baru RP Herri.

 

Pada  latar depan tenda raksasa ini tertera aksesoris syukuran imam baru. Ada foto Imam baru dan Uskup Penahbis Mgr. Edwaldus Martinus Sedu. Ada juga kutipan Kitab Suci yang diambil dari perikop Injil Yohanes pasal 2 ayat 5 yang berbunyi “Apa yang dikatakan kepadamu, buatlah itu.”

Kutipan kitab suci ini merupakan moto Imam Baru RP Yohanis Herri Purnomo, OMV anak bungsu dari pasangan Yoseph Nggawa dan Maria Ma.

Di barisan kursi yang  paling depan di dalam tenda ini tampak duduk melingkar beberapa warga yang mengenakan busana muslimah seperti jilbab dan kopiah. Mereka tampak antusias mengikuti jalannya acara misa perdana syukuran tahbisan ponaan mereka RP Herri.Mereka datang dari Ngalupolo,. Kecamatan Ndona, Kabupaten Ende sehari menjelang tahbisan Imam RP Heri di Gereja Santo Thomas Morus (Pasthorus) Maumere pada Minggu 31  Oktober 2021.

Semua yang hadir dalam tenda ini, baik yang beragama Katolik maupun keluarga  imam baru yang beragama Islam bersatu di bawah acara syukuran misa perdana dengan tema yang diambil dari moto imam baru  “Apa yang dikatakan kepadamu, buatlah itu“.

Pater Yohanis Herri Purnomo, OMV didampingi Ibunda Tercinta Nyonya Maria Ma (kiri) dan kedua kakak kandungnya berpose usai misa tahbisan di Gereja Santo Thomas Morus Maumere, Minggu 31 Oktober 2021. Foto Walburgus Abulat

Misa perdana imam baru dan syukuran tahbisan ini dipimpin Yubilaris RP Yohanis Herri Purnomo, OMV dengan 11 imam konselenbrantes di antaranya Pastor Paroki Santo Thomas Morus (Pasthorus) RD Laurens Noi, Pastor Rekan Pasthorus RD Quirinus Galmin; Sekretaris Uskup/Keuskupan Maumere RD Ephy Rimo; Sekretaris Puspas Keuskupan Maumere RD Yoris R. Dage; Praeses Seminari Maria Bunda Segala (BSB) Maumere RD Raymond Minggu; RD Fransiskus Sare,  pengkhotbah misa perdana Imam Baru RP Yanto Yohanes Ndona, O.Carm; RD Dony, dan beberapa pastor lainnya.

RP Yanto Yohanes Ndona, O.Carm  dalam khotbahnya menguraikan secara mendalam dan alkitabiah terkait moto imam baru RP Herri, OMV “Apa yang
dikatakan kepadamu, buatlah itu.”

Pater Yanto dalam khotbahnya menyampaikan alasan mengapa  Yubilaris Pater Herri memilih motto tahbisannya ‘apa yang dikatakan kepadamu buatlah itu’ karena sangat sesuai dengan ziarah imannya dan devosi kepada Bunda Maria, dan konteks hidupnya menjelang masuk Kongregasi OMV.

“Pada hari hari retret menjelang tahbisannya, kami berdua banyak berbagi cerita, dan dalam cerita itu saya sempat bertanya ‘diakon Herri, mengapa engkau memilih teks Yohanes 2:5 itu sebagai moto imamatmu? Apakah engkau memilih teks itu semata karena engkau bernama Yohanis?” kata Pater Yanto yang disambut tawa umat yang hadir.

“Sang diakon (waktu itu) terdiam sejenak dan dengan sedikit tersipu malu dia berkata ‘bukan Pater’. Bukan karena sang penulis injil itu memiliki nama yang sama dengan saya (RP Herri) tetapi karena saya memang pernah menjadi pelayan?” kata Pater Yanto.

“Menjadi pelayan?” tanya Pater Yanto saat duduk berdua dengan Pater Herri saat hari-hari retret  menjelang tahbisan imam.

“Ya sejak kecil sampai besar, sampai saya tamat dari SMA 1 Maumere saya selalu melakukan pekerjaan layaknya para pelayan di dalam kisah injil ini. Sejak kecil saya selalu membantu mama berjualan ampas kelapa di pasar perumnas dan juga antar ke rumah rumah. Saat saya pulang sekolah saya pergi ke pasar. Dan setiap kali saya hendak pergi membantu mama berjualan ampas di pasar, bapa selalu berpesan ‘apa yang dikatakan mama kepadamu buatlah itu’,” kata Pater Yanto mengutip apa
yang dikatakan Pater Herri dalam pertemuan berdua dengan Pater Yanto menjelang tahbisan.

“Kemarin saat orang orang sedang berjoget (acara syukuran tahbisan di KCH Maumere, Minggu (31/10, Red), saya bercerita sejenak dengan Mama Nur (Mama dari Yubilaris kita ini). Mama Nur berkata ‘Romo, P. Herri ini anak bungsu saya, tetapi dia tidak manja. Sejak kecil, dia sudah terbiasa bantu saya kerja masak minyak, jual ampas sambil sekolah. apa yang saya katakana selalu dia buat,” kata Mama Maria Ma yang dituturkan kembali oleh Pater Yanto.

Pater Yanto mengakui bahwa dari percakapannya dengan Yubilaris dan Ibunda Yubilaris Mama Maria Ma terlihat sebuah rangkaian tindakan yang terkesan sederhana, namun maknanya sangat mendalam.

“Ini sebuah tindakan sederhana namun refleksinya tidak sederhana-sebuah pengalaman biasa, namun berbuah luar biasa. Dari kesetiaan sebagai seorang anak yang selalu membantu ibunya berjualan bumbu dan ampas di pasar perumnas, Herri kini naik pangkat. Ya, Herri kecil naik pangkat dari pelayan mama di Pasar Perumnas kini menjadi pelayan Allah, dan tempat pelayanannya juga pindah, yaitu dari pasar Alok ke Filipina, dan ke seluruh dunia,” kata Pater Yanto.

“Di sini terpenuhi kata-kata Yesus sendiri, barang siapa setia dalam perkara perkara kecil maka ia akan setia juga dalam perkara perkara besar. Barang siapa setia di Pasar Bongkar maka ia akan setia di Pasar Dunia,” kata Pater Yanto yang disambut aplaus meriah umat yang hadir.

Pater Yanto mengakui dari cerita RP Herri  menjelang tahbisan juga diketahui Yubilaris selama menjalani masa pembinaan dan pendidikan menjadi calon imam Kongregasi OMV di Filipina, ia selalu menjalani tugas-tugas pelayanan seperti yang dilakukannya di Pasar Bongkar Maumere, sama seperti si Herri Kecil membantu mamanya di Pasar.

RP Herri OMV, Dari Penjual Ampas Kelapa di Pasar Maumere Menjadi Pelayan Altar dan Sabda di Seantero Jagat
Yubilaris RP Yohanis Herri Purnomo, OMV memberikan berkat perdana bagi mantan guru, pendidik, dan perwakilan teman angkatannya saat mengenyam pendidikan di SDK Maumere V, SMPN 2 Maumere, dan SMAN 1 Maumere dalam acara misa perdana imam baru di Maumere, Senin (1/11/2021). Foto
Walburgus Abulat

“Sebab, Yubilaris selama menjalani masa formasi, ia juga selalu menjalankan tugas pelayanan di dapur, dia selalu pergi ke pasar untuk belanja dua kali dalam seminggu.Sebab Yubilaris menjadi seksi konsumsi. Ia belanja ikan, sayur, dan bumbu-bumbu di pasar.Tapi, ia tidak lagi pasar di Maumere, tetapi Pasar di Filipina,” kata Pater Yanto.

Pater Yanto menggarisbawahi bahwa dengan perayaan tahbisan imam oleh Uskup Penahbis, Yubilaris memberikan bukti bahwa ia (RP Herri) bukan hanya bisa berada di pasar tetapi juga berada di altar, proficiat Pater Herri,” kata Pater Yanto.

Pater Yanto menggarisbawahi bahwa Imam memang identik dengan altar karena di atas altar seorang imam mempersembahkan ekaristi. “Ia mengangkat piala keselamatan berisi darah Kristus, namun seorang imam juga harus orang pasar atau menjadi imam untuk semua yang berada di pasar di sekitar altar. Dengan berada di pasar, kita bisa melihat realitas yang sesungguhnya yang dialami umat Allah yang ada di sana,” katanya.

Makna Moto Imam Baru

Pater Yanto dalam khotbahnya mengisahkan mujizat pertama yang dilakukan Yesus di Kana yang di Galilea, dan mujizat itu adalah mengubah air menjadi anggur.Sebelum air itu benar-benar berubah menjadi anggur, lanjut Pater Yanto, ada dua proses yang perlu kita lihat bersama.

Pertama,  mujizah ini berawal dari kepekaan Bunda Maria. Bunda Maria melihat bahwa mereka kehabisan anggur. Melihat situasi ini Maria atang kepada Yesus, tetapi ia datang bukan dengan otoritasnya sebagai seorang ibu kepada anaknya, melainkan sebagai seorang hamba kepada Tuhan. Ia datang bukan untuk meminta apalagi memaksa Yesus untuk melakukan mujizat, tetapi ia hanya memberi tahu, ia hanya menginformasikan kepada Yesus dengan tiga kata ‘Mereka Kehabisan Anggur.’

“Dari sini, kita dan terutama Pater Herri belajar dari Bunda Maria, hendaknya kita juga selalu memiliki  hati yang peka,   bukan hati yang pekak alias peke.Menjadi imam hendaknya peka terhadap apa yang Tuhan Allah mau, hendaknya peka terhadap realitas sosial di tempat pelayanan kita. Apakah nanti Anda bertugas sebagai formator di Biara atau sebagai imam di Paroki, tanamkanlah rasa kepekaan yang dimiliki Maria itu di dalam hatimu,” kata Pater Yanto.

Kedua, yang kita dapat dari kisah ini adalah bahwa  kita hendaknya meneladani Bunda Maria dalam hal berdoa. Kita lihat tadi, Maria tidak memaksa Yesus dengan berkata ‘Hai anakku lihatlah mereka kehabisan anggur, kau kan Tuhan, maka saya sebagai ibumu meminta sekarang juga ubahlah air menjadi anggu. Maria tidak berkata demikian. Tetapi Bunda Maria hanya memberikan informasi dengan tiga kata sederhana  “Mereka Kehabisan Anggur.”

“Ini adalah model doa yang benar yaitu membiarkan kehendak Allah yang terjadi, dan bukannya memaksa Tuhan   mengabulkan doa-doa kita yang kita mau. Dalam hidup ini, acap kali kita salah berdoa. Kita berdoa bukannya membiarkan kehendak Tuhan yang terjadi, tetapi memaksa Tuhan menjadikan sesautu sesuai kehendak kita, bahkan dalam doa main ancam-ancam Tuhan segala,” kata Pater Yanto yang disambut tawa umat yang hadir.“Apa yang dikatakan  kepadamu, buatlah itu. Pater Herri saudaraku dalam imamat__menjadi imam hendaknya meneladani Maria dalam
segala hal atau Bahasa sederhananya menjadi Imam yang Marianis. Jadilah Imam Ekaristis, Imam Alkitabiah, dan imam yang Marianis,” pinta Pater Yanto.

Pater Yanto menggaris-bawahi baha menjadi imam pada dasarnya mengikuti Yesus, bukan mengikuti Maria, dan sangat baik bila itu ada dalam keteladanan Maria yang percaya penuh pada kehendak dan rencana Allah, walau kadang terasa sulit bahkan terlalu sakit untuk dijalani.

“Gereja memberi banyak gelar untuk Maria. Maria Ratu para Imam,Maria Penolong Abadi, Maria Ratu Para Malaikat, namun jangan lupa ada satu gelar Bunda  Maria yaitu  Maria Bunda Berduka cita/Mater Dolorosa. Ini artinya Bunda Maria tidak hanya menikmati betapa indahnya menjadi Ibu Tuhan, tetapi ia juga menjalani saat-saat penuh duka, saat penuh air mata. Bahkan saat paling menyakitkan  ketika harus menyaksikan kematian putranya di atas Salib dan setelah itu memangku jenazah puteranya,” kata Pater Yanto.

Dari sini, lanjut Pater Yanto, Bunda  Maria mau mengajarkan kepada kita semua bahwa dalam mengikuti Yesus,  kita tidak hanya menikmati yang enak, namun juga saat-saat penuh derita. Menjadi pengikut Yesus bukan hanya menikmati indahnya peristiwa  transfigurasi di Gunung Tabor ketika para murid melihat Yesus berubah rupa dengan cahaya Surgawi yang berkilauan, tetapi juga harus mampu berdiri  di atas Gunung Kalvari sambil menyaksikan Yesus yang hancur tersalib dan mati di atas palang penghinaan itu. “Tetapi ingat bahwa kisah keselamatan Yesus bukan berakhir  dengan mati di  atas kayu Salib itu, tetapi ia kemudian bangkit dengan jaya di hari Paskah yang jaya, dan dengan kebangkitan itu kita diselamatkan,” kata Pater Yanto.

Berdoa untuk Para Imam

Sementara Pastor Paroki Santo Thomas Morus Maumere, RD Laurens Noi dalam sambutannya antara lain meminta umat agar terus mendoakan para imam, khususnya imam baru agar mereka tetap menjadi pelayan umat, pelayan sakramen, imam yang Marianis, tekun berdoa, dan mengabdi tanpa pamrih.”Marilah kita selalu mendoakan para imam, khususnya imam baru kita,” kata Romo Laurens Noi.

Romo Laurens Noi mengaku bangga karena meskipun di tengah siuasi pandemic covid-19, tetapi panggilan menjadi imam tetap bertumbuh sibur dari paroki ini yang ditandai dengan ada tiga putra paroki yang ditahbiskan menjadi imam pada tahun ini.”Kita bersyukur atas rahmat Tuhan atas tahbisan tiga imam dari paroki kita ini,” katanya.

RP Herri OMV, Dari Penjual Ampas Kelapa di Pasar Maumere Menjadi Pelayan Altar dan Sabda di Seantero Jagat
Para penari yang memeriahkan misa perdana imam baru RP Yohanis Herri Purnomo, OMV di Maumere, Senin (1/11/2021). Foto Walburgus Abulat

 

 Terima Kasih

Sementara Yubilaris RP Herri, OMV dalam perayaan ini memberikan berkat bagi semua yang hadir, berkat untuk pastor paroki dan pastor rekan, orang tua kandung dan keluarga, keluarga besar Wolotopo-Ngalupolo Ende, keluarga besar Wolotopo-Ngalupolo di Maumere, panitia tahbisan dan misa perdana, dan umat yang hadir.

Yubilaris pada kesempatan ini menyampaikan terima kasih kepada Uskup Maumere Mgr. Edwaldus Martinus Sedu yang berkenan menahbiskan dirinya menjadi imam. Terima kasih juga ditujukan Yubilaris untuk semua pihak, di antaranya Pastor Paroki dan Pastor Rekan, para imam, keluarga besar Wolotopo-Ngalupolo, Kecamatan Ndona, Kabupaten Ende; keluarga besar Wolotopo-Ngalupolo yang ada di Maumere,panitia tahbisan dan misa perdana, para pendidik, dan semua pihak.Ucapan terima kasih juga disampaikan perwakilan panitia misa perdana dan pihak keluarga.

Meriah

Pantuan media ini, acara misa perdana dan syukuran keluarga imam baru ini berlangsung meriah. Kemeriahan ditandai dengan penampilan koor Orang Muda Katolik (OMK) yang dipimpin Nona Gusta, dan aneka tarian persembahan yang dibawakan para remaja di bawah koordinasi panitia.

Selain itu, kemeriahan juga terlihat dari kemasan acara hiburan yang disiapkan secara baik dengan menampilkan beberapa grup para guru SMAN I Maumere di bawah Kasek lembaga pendidikan ini, Johanes Jonas Teta, dan tampilan grup musik lainnya yang disiapkan secara baik. Semua acara ini berjalan dengan menerapkan prokes covid-19 yang sangat ketat seperti memakai masker, menjaga jarak, dan mencuci tangan.

Profisiat Yubilaris-Imam Perdana Indonesia dari Kongregasi Oblates of The Virgin Mary RP Yohanis Herri Purnomo. Terima kasih atas keteladanan hidup dan  petualangan ziarah panggilannya bersama Bunda Maria. Khususnya keteladanan untuk membantu Ibunda Tercinta Maria Ma melayani jualan ampas kelapa dan jualan di pasar Maumere, dan keteladanan yang setia menapaki ziarah panggilan dalam spiritualitas Kongregasi Oblates of the Virgin Mary (OMV) yang melayani umat di altar –dalam perayaan ekaristi dan Sabda di seluruh dunia tempat Kongregasi ini berkarya di antaranya Amerika Serikat, Filipina, Italia,Austria, dan sejumlah negara lainnya di belahan dunia. “Apa yang dikatakan kepadamu, buatlah itu.”***

Tags: Dari  Penjual Ampas Kelapa di Pasar MaumereMenjadi Pelayan Altar dan Sabda di Seantero JagatRP Herri OMVYohanis Herri Purnomo OMV
Redaksi Matanews.net

Redaksi Matanews.net

Next Post
Hadiri Wisuda SMU 8 Jakarta, Bamsoet Ingatkan Generasi Milenial Mampu Raih Visi Indonesia Emas 2045

Permasalahan Tes PCR, Pemerintah Kurangi Masa Karantina, dan Ramai PPKM di Daerah Turun ke Level Satu

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Facebook Twitter Youtube RSS

Matanews.net

www.matanews.net

Nifarro park, ITS tower Lantai 7 room 70, Jl raya pasar minggu km 18 pejaten, jakarta selatan.
"Kirim opini dan tulisan anda ke Redaksi Matanews.net melalui email Redaksi@Matanews.net".

Facebook

© 2020 matanews.net -design matanews.net.

No Result
View All Result
  • Home
  • Mata News
    • Daerah
    • Nasional
    • Internasional
  • Opini
  • Lifestyle
    • Entertainment
    • Kesehatan
    • Kuliner
    • Pariwisata
    • Seni Budaya
    • Religi
  • Sport
  • Mata Sosok
  • Mata Kampus
  • Pojok Matanews
  • Galeri
  • Redaksi

© 2020 matanews.net -design matanews.net.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In